Stres
kronik memang dianggap sebagai salah satu faktor pemicu kanker. Namun menurut
studi terbaru stres pekerjaan tidak termasuk diantaranya.
Sebuah
tim peneliti internasional baru-baru ini mempublikasikan hasil penelitian
mereka mengenai kaitan antara stres pekerjaan dengan kanker. Ternyata stres
pekerjaan bukan faktor risiko kanker.
"Meski
mengurangi stres yang ditimbulkan pekerjaan bisa meningkatkan kesehatan fisik
dan psikologi para pekerja, tetapi perlu ditegaskan stres pekerjaan tidak
berdampak pada timbulnya kanker," kata Katriina Heikkila dari Finnish
Institute of Occupational Health.
Hasil
penelitian yang dilakukan Heikkila dan timnya ini bisa membuat para pekerja
lebih tenang. Namun stres sendiri diketahui bisa menyebabkan depresi.
"Kita
tahu kalau stres akan berpengaruh pada reaksi tubuh dan meningkatkan inflamasi
yang dikaitkan dengan risiko kanker. Dengan studi ini sepertinya tidak alasan
untuk takut," kata Dr.Lidia Schapira dari Harvard Medical School,
mengomentari penelitian tersebut.
Penelitian
Heikkila itu dilakukan dengan mengumpulkan data 116.000 pria dan wanita berusia
17-70 tahun dari Finlandia, Perancis, Belanda, Swedia, Denmark dan Inggris.
Para responden sudah mengikuti 1 dari 12 studi mengenai level stres dalam
pekerjaan mereka. Penelitian semacam itu disebut juga dengan analisis meta.
Para
peneliti mengelompokkan berbagai jenis stres pekerjaan disesuaikan dengan tingginya
tuntutan pekerjaan dan kendali para responden atas pekerjaannya.
Secara
umum, para peneliti tidak menemukan peningkatan risiko kanker pada orang yang
tertekan oleh pekerjaannya.
Meski
begitu penelitian jenis analisis meta semacam itu memiliki kelemahan, antara
lain para peneliti hanya melihat hasil akhir atau kesimpulan dari beberapa
penelitian tanpa memperhitungkan akar masalah yang diteliti.
Sumber:
Everyday Health
0 komentar:
Post a Comment