Saat ini banyak pasangan baru menikah
yang ingin menjadikan anak mereka kelak seperti seorang teman. Tujuan mereka memang
tidak buruk, hubungan antara keduanya akan lebih akrab dan terbuka. Namun,
model pengasuhan ini juga memiliki sisi negatif. Anak lebih sulit disiplin dan
bandel.
Psikolog klinis
Profesor Tanya Byron dari Inggris mengatakan, anak-anak dapat berperilaku buruk
bila orang tua takut untuk mendisiplinkannya. Membesarkan anak layaknya seorang
teman, tentu membuat orangtua bukan lagi sosok yang harus dipatuhi. Anak tidak
akan siap menghadapi dunia nyata.
“Saya merawat anak-anak di klinik yang
mengalami gangguan perilaku akibat metode pengasuhan tersebut. Anak-anak usia 6
tahun dibawa ke klinik saya lantaran orangtuanya cemas saat mencoba untuk
mengatur. Mereka kawatir anak menjadi tertekan,” kata Profesor Byron, dikutip
Daily Mail, Minggu (22/7).
Menurutnya, anak-anak tersebut begitu
terlindungi oleh orangtua yang takut mengecewakan mereka. Orangtua selalu
berusaha agar anak tidak lepas dari jangkauan mereka sehingga kurang
mendapatkan keterampilan hidup yang penting. Saat mereka menghadapi tantangan,
anak akan kembali mengingat bagaimana nyamannya tinggal di rumah bersama
orangtua.
Hal yang sama diutarakan oleh Dr Mary
Bousted, orangtua tidak terbiasa mengatakan ‘tidak boleh’ pada anak-anak
mereka.
“Orangtua tidak melakukan apapun karena
ingin anak-anak mereka bahagia. Mereka akan mencoba membuat anak-anak
berperilaku baik atau bahkan menebus kesalahan karena kurang perhatian dengan
cara membelikan mainan atau gadget,” kata Dr Mary Bousted, Sekretaris Jenderal
Association of Teachers and Lecturers di Inggris.
Dr Bousted menegaskan, orangtua
hendaknya punya kepercayaan diri dalam membuat aturan, memberikan tugas pada
anak, mendorong mereka menjadi mandiri, dan berkembang menjadi orang dewasa yang
tangguh.
Sumber: www.psikologizone.com
0 komentar:
Post a Comment