English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Tuesday, January 31, 2012

Penyakit Hipogenetik Rendahkan Wanita

Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Sulawesi Tengah (Sulteng), dr Abdullah DHSM, mengajak semua elemen masyarakat di daerahnya untuk memulai memutuskan penyakit "Hipogenetik", guna mendorong kaum lelaki menghargai program pengarusutamaan jender (PUJ).
   
"Perlu kita putuskan, sebab penyakit ’turunan’ dari dulu ini tidak disadari sudah menurunkan derajat kaum perempuan," kata dia dalam sebuah acara sosialisasi PUJ di Pal.

Penyakit hipogenetik, menurut dr Abdullah, yaitu sebuah perilaku yang hanya terus berharap. Penyakit ini banyak diidap oleh kaum laki-laki dan dampaknya sudah merugikan orang lain, terutama kaum perempuan.
   
Misalnya, ketika ingin minum teh di rumah, si suami hanya berharap dibuatkan oleh sang istri atau anak perempuannya, padahal pekerjaan ringan semacam ini dapat dilakukannya sendiri.

Demikian pula jika hendak berangkat ke luar kota, si suami berharap kepada sang istri untuk memasukkan pakaian dan perlengkapan lainnya ke dalam koper.

"Ini sesuatu ketidakadilan gender, karena sudah mengabaikan hak-hak kaum perempuan," tuturnya.

Karena itu, katanya, semua laki-laki harus memahami kalau pekerjaan keseharian yang dilakukan perempuan tidak seringan seperti yang sering disaksikan, dan mereka pun memiliki hak yang mesti dilindungi oleh semua pihak.
    
"Coba bandingkan. Pekerjaan yang dilakukan seorang suami yaitu dari terbit matahari sampai terbenam matahari. Tapi pekerjaan istri yaitu dari terbitnya mata suami hingga terbenamnya mata suami," tuturnya melukiskan betapa beratnya pekerjaan seorang perempuan.
   
Ia menambahkan, negara sendiri sudah memberikan jaminan perlindungan terhadap hak-hak kaum perempuan, seperti persamaan dalam memperoleh pendidikan, kesehatan, pekerjaan, cuti, sampai kepada perlindungan keamanan terhadap dirinya.
   
"Jadi, tinggal laki-laki di dalam rumah dan di luar rumah yang menerjemah dan merealisasikan dalam bentuk pemberian perimbangan peran," katanya.
   
Menurut Abdullah yang mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng ini, untuk menghilangkan penyakit hipogenetik itu perlu dimulai dari diri sendiri dan dilakukan secara perlahan-lahan. Juga, paling bagus diawali dari rumah sendiri.
   
"Saya kira jika sudah terbiasa akan menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi diri sendiri dan orang lain di dalam rumah. Bahkan pekerjaan seperti membuat teh sendiri dan menyapu itu justru jika dilakukan secara rutin akan menyehatkan tubuh," katanya.


Sumber: Antara

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites