Pengertian
Psikologi Klinis merupakan bentuk psikologi terapan untuk
menentukan kapasitas dan karakteristik tingkah laku individu dengan menggunakan
metode-metode pengukuran assessment, analisa dan observasi serta uji fisik dan
riwayat sosial agar dapat diperoleh saran dan rekomendasi untuk membantu penyesuaian diri individu secara
tepat. (American Psychological Association: 1935).
Witmer (1912) dikutip oleh Sutardjo menyatakan bahwa psikologi klinis adalah
metode yang digunakan untuk mengubah atau mengembangkan jiwa seseorang
berdasarkan hasil observasi dan eksperimen dengan menggunakan teknik penanganan
pedagogis. Namun, Woodworth (1937) berkeberatan dengan definisi atau pengertian
psikologi klinis yang disampaikan Witmer ini. Menurutnya, jika pengertian
psikologi klinis itu seperti yang dikemukakan Witmer, sebaiknya tidak disebut
psikologi klinis melainkan sebagai psikologi untuk memberi pelayanan yang
bersifat personal atau sebagai alternatif. Disamping itu Woodworth juga
berpendapat bahwa psikolog klinis di masa depan harus berusaha untuk memberikan
bantuan kepada individu dalam menyelesaikan masalah seleksi untuk keperluan
pendidikan dan pekerjaan, penyesuaian keluarga dan social, kondisi-kondisi
kerja, dan aspek kehidupan lainnya.
Yang sering menjadi pegangan dan acuan dasar dalam memahami pengertian
psikologi klinis saat ini adalah definisi yang ditetapkan oleh American
Psychological Association (APA) yang merumuskan psikologi klinis sebagai
berikut: Psikologi Klinis adalah suatu wujud psikologi terapan yang bermaksud
memahami kapasitas perilaku dan karakteristika individu yang dilaksanakan
melalui metode pengukuran, analisis,serta pemberian saran dan rekomendasi,
agar individu mampu melakukan penyesuaian diri secara patut.
Asesmen Psikologi Klinis
Asesmen klinis adalah proses yang digunakan psikolog klinis untuk mengamati
dan mengevaluasi masalah social dan psikologis klien, baik menyangkut
keterbatasan maupun kapabilitasnya. Sebagai prasyarat bagi terapi, asesmen
klinis menyediakan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan kunci, seperti menyangkut
kelemahan klien dan akibat-akibaynya, defisiensi dan gangguan apa yang terjadi
pada pemfungsian klien atau lingkungan sosialnya untuk mengelola masalah dan
atau mengembangkan kecenderungan positifnya, serta intervensi apa yang terbaik
digunakan untuk dapat memenuhi kebutuhan klien.
Asesmen juga memberikan kontribusi terhadap riset klinis, antara lain dengan
menyediakan landasan ilmiah untuk mengevaluasi terapi dan membangun teori-teori
pemfungsian dan disfungsi manusia. Asesmen klinis sering pula diartikan sebagai
psikodiagnostik, yaitu upaya untuk memahami sumber sumber penyakit melalui
gejala-gejala sakit atau maladaptif dan kemudian memasukkannya ke dalam
kelompok jenis gangguan yang baku atau telah dibakukan.
Terdapat banyak kemungkinan sasaran atau target yang diusahakan dalam membuat
asesmen klinis. Psikolog klinis dapat memusatkan perhatian terhadap 1)
disfungsi (psikologis) individual, memperhatikan abnormalitas atau kekurangan
dalam aspek pikiran, emosi, atau tindakannya. Dalam kasus-kasus lain, bisa jadi
mereka memusatkan perhatian untuk menemukan 2) kekuatan klien, dalam hal
kemampuan, keterampilan, atau sensitivitas yang menjadi target evaluasi, dan
melukiskan 3) kepribadian subyek.
Beberapa metode asesmen dalam psikologi klinis diantaranya:
1. Wawancara
a. Wawancara mengenai status mental
b. Wawancara sosial-klinis
c. Wawancara yang difraksikan
d. Wawancara terstruktur
2. Tes terstruktur
Tes ini meminta subyek untuk menjawab pertanyaan secara tegas, tidak samar-samar,
ya atau tidak, dan maknanya uniform, serta merespon pertanyaan dengan cara yang
terbatas. Tes terstruktur membutuhkan standarisasi yang hati-hati dan norma
yang representatif.
3. Tes tak terstruktur
Adalah tes yang memberikan pertanyaan kepada klien dengan cara menjawab yang
memberikan keleluasaan lebih besar, misalnya Thematic Apperception Test (TAT)
atau Rorschah Inkblot-tes.
4. Asesmen-asesmen perilaku
Observasi ini merupakan observasi sistematik yang dilakukan dalam laboratorium,
di klinik, kelas ataupun dalam perilaku sehari-hari.
5. Kunjungan rumah
Kunjungan rumah dimaksudkan untuk memahami kahidupan alamiah klien di rumah dan
keadaan serta pola kehidupan keluarga klien.
6. Catatan kehidupan
Psikolog sering tertarik untuk mempelajari riwayat hidup klien, karena riwayat
itu dapat mendasari permasalahan yang dialaminya saat ini.
7. Dokumen Pribadi
Catatan atau dokumen pribadi penting untuk mengetahui motif utama klien, maupun
hal-hal yang disembunyikan, penyangkalan, hambatan, dan kesulitan klien dalam
membicarakan permasalahannya.
8. Pemfungsian psikofisiologis
Hubungan psikis-mental dan faal organ tubuh sangatlah erat. Tekanan darah,
misalnya, sering berhubungan dengan adanya kecemasan dan juga merupakan reaksi
atas tekanan-tekanan psikologis.
Intervensi Klinis
Intervensi dalam rangka psikologi dan khususnya psikologi klinis adalah
membantu klien atau pasien menyelesaikan masalah psikologis, terutama sisi
emosionalnya. Kendall dan Norton Ford berpendapat bahwa intervensi klinis
meliputi penggunaan prinsip-prinsip psikologi untuk menolong orang menangani
masalah-masalah dan mengembangkan kehidupannya yang memuaskan. Psikolog klinis
menggunakan pengetahuannya mengenai pemfungsian manusia dan system-sistem
sosial dalam kombinasi dengan hasil asesmen klinis guna merumuskan cara untuk
membantu perubahan klien ke arah yang lebih baik.
Istilah intervensi khusus untuk psikologi adalah psikoterapi. Pada umumnya
terapi menampilkan empat gambaran kegiatan, yaitu: (1) membangun hubungan murni
antara terapis dan klien, (2) membantu klien melakukan eksplorasi diri dengan
cara-cara psikologis, (3) terapis dan klien bekerja sama memecahkan masalah
psikologis klien, (4) terapis membangun sikap dan mengajarkan ketarmpilan
kepada klien.
Sumber:
-Baihaqi, MIF dkk. Psikiatri(Konsep Dasar Dan Gangguan-gangguan), Bandung: PT.
Refika Aditama, 2005
-Flanagen, Robb. ADHD Kids, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2005
-Tristiadi Ardi Ardani, dkk. Psikologi Klinis, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.
-Wiramihardja, Sutardo. Pengatntar Psikologi Klinis, Bandung: PT. Refika
Aditama, 2006
0 komentar:
Post a Comment