English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Friday, January 13, 2012

Tes Pauli

Sejarah
Seorang psikiater akhir abad 19 menciptakan alat tes kraepelin yang digunakan sebagai alat bantu untuk mendiagnosa gangguan otak yaitu alzheimer dan dementia. Tes ini sangat sederhana, siapapun yang bisa menghitung dapat mengikuti tes ini.

Pada periode tidak lama selanjutnya pada tahun 1938 Prof. Dr. Richard Pauli bersama Dr. Wilhelm Arnold serta Prof. Dr. Vanmethod memperbaharui tes Kraeplin tadi sehingga dapat meningkatkan suatu “check method” yang sangat menguntungkan dan dapat dipercaya. Metode ini disempurnakan sedemikian rupa oleh Prof. Dr. Pauli sehingga memungkinkan untuk mendapatkan data tentang kepribadian.

Richard Pauli membuat tes Kraeplin tersebut sebagai tes yang distandarisasikan, dan setelah Pauli meninggal pada tahun 1951, tes yang di standarisasikan tersebut dinamakan tes Pauli. Berdasar atas cara yang diajukan oleh Pauli, tes ini juga mempunnyai corak eksperimental. Pauli juga menghubungkan metode eksperimental tersebut dengan karakterologi modern, sehingga tes Pauli dapat dibandingkan dengan tes kepribadian.

Tes pauli sebenarnya adalah perbaikan dan penyempurnaan dari tes Krapelin yang disusun oleh Emil Kraepelin. Emil Kraepelin seorang psikiater akhir abad 19 menciptakan alat tes kraepelin yang digunakan sebagai alat bantu untuk mendiagnosa gangguan otak yaitu alzheimer dan dementia. Tes ini sangat sederhana, siapapun yang bisa menghitung dapat mengikuti tes ini. Pada periode tidak lama selanjutnya pada tahun 1938 Prof. Dr. Richard Pauli bersama Dr. Wilhelm Arnold serta Prof. Dr. Vanmethod memperbaharui tes Kraeplin tadi sehingga dapat meningkatkan suatu “check method” yang sangat menguntungkan dan dapat dipercaya. 

Metode ini disempurnakan sedemikian rupa oleh Prof. Dr. Pauli sehingga memungkinkan untuk mendapatkan data tentang kepribadian. Richard Pauli membuat tes Kraeplin tersebut sebagai tes yang distandarisasikan, dan setelah Pauli meninggal pada tahun 1951, tes yang di standarisasikan tersebut dinamakan tes Pauli.

Teori yang Mendasari
Mengacu pada teori konvergensi dari William Stern bahwa Kepribadian sesungguhnya terbentuk dari bakat dan lingkungan. Tes bisa diciptakan juga bisa disimulasi karena tes merupakan simulasi dari lingkungan
Meskipun tes Pauli banyak mengukur sikap kerja namun tes Pauli tetap digolongkan tes kepribadian karena unsur yang paling kuat dalam tes Pauli adalah kemauan. Mau merupakan unsur dari watak/ karakter/ kepribadian seseorang. Dan masalah kepribadian tidak lain adalah merupakan masalah dinamika motif.
Aspek yang di Ukur Tes Pauli: 
  1. Energi Psikis (Jml): Energi psikis mengungkap besarnya potensi energi kerja, terutama ketika dibawah tekanan 
  2. Ketelitian dan Tanggungjawab (Be): Ketelitian dan tanggungjawab menunjukkan adanya kesediaan bertanggungjawab, teliti, kepedulian, akan tetapi dapat berarti pula mudah dipengaruhi, labil, kurang waspada 
  3. Kehati-hatian (Sa): Kehati-hatian menunjukkan adanya kecermatan, hati-hati, konsentrasi, kesiagaan dan kemantapan kerja terhadap pengaruh tekanan
  4.  Pengendalian Perasaan (Si): Pengendalian perasaan menunjukkan adanya ketenangan, penyesuaian diri, keseimbangan dan sebaliknya dapat berarti menggambarkan penuh temperamen, mudah terangsang, dan cenderung egosentris.
  5. Dorongan Berprestasi (Ti): Dorongan berprestasi menggambarkan kesediaan dan kemampuan berprestasi, serta kemauan untuk mengembangkan diri. 
  6. Vitalitas dan Perencanaan (TP): Vitalitas dan perencanaan menunjukkan ambisi untuk mengarahkan diri, dan mengatur kemampuan dalam mengatur tempo dan irama kerja.
Kegunaan
1.      Sebagai suatu metode experimental untuk mendapat pengaruh sikap kerja terhadap prestasi kerja.
2.      Sebagai alat diagnostik yang dapat dipercaya untuk memeriksa batas-batas perbedaan individu.
3.      Sebagai dasar tipologi kepribadian.
4.      Untuk usaha pemeriksaan prestasi yang cukup baik.
5.      Untuk mendiagnosis perbedaan kostitutif. Hasil itu antara lain menunjukkan bahwa daya tahan wanita lebih besar dari pria, keajegan prestasi orang desa lebih tinggi dari orang kota, dan sebagainya. Hal-hal tersebut pun akhirnya mampu  menunjukkan bahwa tes Pauli bisa dimamfaatkan untuk pemahaman psikologi sosial.
6.      Digunakan untuk orang yang menderita luka/gangguan diotak, misal terkena tembakan dikepala. Hasilnya menunjukkan bahwa luka pada “parietal” dan “frontal” menunjukkan kurangnya prestasi yang besar, sedang luka pada “occipital” menunjukkan kurangnya prestasi yang tak terlalu besar (paling minimal).
7.      Digunakan sebagai salah satu metode untuk mengetahui pengaruh peransangan dari luar (misal narkotika).
8.      Dapat digunakan sebagai diagnostik untuk mendeteksi anak-anak yang sukar dibimbing. Pada tes itu terdapat kurve dengan bentuk-bentuk tertentu untuk mereka yang terhambat perkembangannya. Untuk mereka yang tidak mempunyai pendirian (Hatloso) dan mereka yang lemah diri.
9.      Tes pauli ini digunakan sebagai metode pemeriksaan untuk orang yang buta meskipun prestasinya bila dibandingkan dengan orang yang normal berkurang, akan tetapi prestasi individuil masih terlihat di dalam tes sebagai prestasi orang yang normal.
10.  Untuk alat pembantu experimental yang menjadi dasar untuk diagnostik karakterologi.
Skoring
Mencari Parit 
  • Gunakan bolpen merah 
  • Cari kolom yang terlewat dan buat coretan ke bawah sepanjang kolom tersebut 
  • Parit tidak dimasukkan dalam menghitung jumlah
Menghitung Garis
  • Gunakan bolpen merah 
  • Cari 20 buah garis yang dibuat subjek (jumlah garis harus 20, termasuk garis berhenti) 
  • Buat coretan di dekat tiap garis (garis subjek jangan ditimpa) 
  • Jika ada penjumlahan yang terlewat di dekat garis berilah tanda “√”
Menghitung Jumlah 
  • Gunakan bolpen biru 
  • Jumlahkan seluruh kolom yang telah selesai penuh terlebih dahulu (tiap kolom= 50), kemudian tambahkan jumlah pada kolom paling akhir (yang tidak terselesaikan penuh) 
  • Jumlah di atas dikurangi: Parit (tiap parit mengurangi 50) & Jumlah penjumlahan yang terlewat (biasanya sekitar garis) 
  • Tulis jumlah akhir pada kolom Jumlah (penempatannya sesuai norma yang digunakan)
Menghitung jumlah tiap 3 menit 
  • Gunakan bolpen biru 
  • Jumlah 3 menit pertama: Hitung jumlah kolom kelipatan 50 pada kolom sebelum garis ke-1. Tulis jumlah tersebut pada kotak pertama (di bawah kotak yang diarsir), & Hitung jumlah yang berada di atas garis ke-1, tulis hasilnya pada kotak di bawah kotak pertama tadi 
  • Jumlah 3 menit ke-2: Hitung jumlah yang berada di BAWAH garis ke-1dengan cara mengurangi jumlah kolom itu dengan jumlah kolom itu dengan jumlah yang ada di atas garis ke-1, tulis pada kotak pertama berikutnya. Lanjutkan menghitung jumlah yang penuh pada kolom-kolom sebelum garis ke-2. Hitung jumlah yang ada di atas garis ke-2 dan tulis pada kotak ke-2 berikutnya. 
  • Jumlah 3 menit ke-3 dst: Hitung sisa pada kolom (jumlah yang ada di BAWAH garis ke-2), tulis hasilnya pada kotak pertama berikutnya dan lanjutkan dengan langkah yang sama sampai pada garis ke-20

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites